“ Cinta Tak Perlu
Kebangetan ”
TarzZ…..tarezZ……,
suara guntur
menyambar seakan membelah sunyinya malam itu. Teriakan histeris seorang gadis
mengisi sepinya suasana malam itu.
Tanti
yang sedang tertidur pulas disamping Anya, gelagapan dan langsung beranjak dari
tempat peraduannya. Bulu kuduknya serasa berdiri ibarat sampai setajam duri landak. Dengan
penuh rasa ketakutan, segerahlah ia membangunkan Anya yang sedang terlelap
tidur. Akan tetapi, Anya tidak merespon panggilan Tanti. Sepertinya ia masih terlelap tidur ibarat
telinganya tersumbat oleh kapas tebal terbuat dari bulu domba. Lama kelamaan Tanti pun merasa jengkel punya teman yang
dibangunin susahnya minta ampun.
“
Any..any..anya? bisik Tanti ketakutan. Uuh…. Anya ini tidak ada responnya sama
sekali, jawab Tanti kesal.”
Tanti
mencoba mengerak-gerakan tubuh Anya kekanan-kiri tetap saja itu percumah. Anya
hanya mengeliat setelah itu pindah tempat tidur. Hali itu membuat Tanti amat
kesal hingga hampir membakar habis jenggotnya. Kemudian tanpa berpikir panjang
, Tanti memanggil Anya dengan nada keras tapi agak fals tepat pada telinganya
yang Super thick seperti kulit badak.
“
Eh, Anya..anya..anya , respo Anya latah.”
Dengan
muka pucat dan mata setengah terbuka, Anya dengan refleks beranjak dari tempat
tidurnya sambil mengeluarkan kebiasaan latahnya yang tak karuan itu.
“
Ah… ada apa sich, Tan ? ganggu orang mimpi saja, jawab Anya mengerutu. “
“
Ada apa, ada
apa? Kamu tuh enggak denger ya, kalau tadi ada suara guntur
yang mengerikan , jelas Tanti.”
“
Ah, kamu ini hanya karena Guntur
saja takut, dasar penakut . ejek Anya.”
“
He’em padahal aku tadi hamper diajak
David Wong ( artis ibu kota
yang lagi naik daun dan banyak di idolakan para remaja) dinner hanya
berdua saja. Tapi itu semua gatot alias gagal total karena ulahmu itu ,
jadi aku tak bisa terusin ceritanya nih, jawab Anya .”
“
Idih … Alay banget sih kamu ini, ejek Tanti.”
“
Eh.. By The Way, tadi ada kejadian aneh , tau nggak? Tanya Tanti bikin
penasaran. “
“
Apaan ? paling-paling cuma ada kecoak lompat kehidung loe aja kan ???ejek Anya .”
“ Bukan itu , Anya ? seru Tanti dengan suara lirih.”
“ Lantas, apa kalau bukan itu? Kamu jadi orang jangan penakut , nanti
sampai-sampai kamu kncing dicelana lagi,huehe he.., ejek Anya balik. “
Tiba-tiba , PeEtszZ……lampu kamar mereka padam. Peristiwa itu menambah
sunyinya malam itu tanpa sinar rembulan.
“ Aduh , gimana nih, Any? A……a…aa…ku kan takut kegelapan, desak Tanti
ketakutan.”
“ Sabar….donk!!!!!! Aku lagi
berpikir. Aku coba ambil lilin dilaci dulu ya kamu tunggu disini aja , kata
Anya dengan suara paraunya.”
“Ahh, kamu jangan jauh-jauh dari aku , gelap nie., pinta Tanti ketakutan.”
“ A….ak….akk..kkkkK, teriakan misterius itu pun terdengar lagi, dan kali
ini lebih keras dari sebelumnya.
“Itu suara apaan ,Any? Benerkan mala mini banyak hal-hal yang aneh. Kalau
gak muncul suara Guntur pasti muncul suar teriakan wanita misterius seperti
tadi it. Oh …iya, mala mini kan malam jum’at kliwon. Denger-denger dari orang
tua , banyak hantu yang muncul pada mlam itu, jelas Tanti menggurui.”
“ Tanti …. Diam donk!!! Saat ini kan gelap pamali kalau mgomongin tentang
hal-hal yang mistik. Nanti kalau ada apa-apa aku tidak tanggung lo! Kata Anya
menakuti.”
“Uuh.. kamu jangan nakut-nakutin aku ,donk.jawab Tanti merinding.”
“ Habisnya kamu berisik aja dari tadi ,” balas Anya.
“ Tak lama kemudian mereka pun menemukan sebungkus lilin. Kemudian Anya mengajak Tanti kembali kekamar dan
melanjutkan mimpi mereka masing-masing karena besok pagi-pagi mereka harus
berangkat sekolah.
“ Tapi kamu belum menjawab pertanyaanku tadi, “ desak Tanti.
“ Udah ah, lupain saja. Besok aku jelasin, sekarang tidurlah,” jawab Anya.
Tanti pun menerima nasehat dari Anya. Namun ia tak dapat tidur dengan nyenyak malam itu. Kedua
bola matanya masih saja melirik ke sana ke mari untuk memastikan tidak terjadi
apa-apa.Hatinya masih bertanya-tanya mengenai jeritan seorang gadis malam itu.
“ Ku…ku…rRuyuuUkKK…!!!! Suara ayam berkokok menandakan berakhirnya kejadian
malam itu. Suara jam beker membuat Anya terbangun dari tempat peraduannya.
Sambil mengeliat , Anya melihat Tanti yang masih tepar sedang asik membuat
pulau kasur. Tanpa berpikir panjang, Anya menderingkan jam bekernya tepat pada telinganya.
“ Tan… bangun , hari sudah pagi
cepat mandi sana!!! Masak kalah ama ayam??” Ejek Anya.
“ Ah… ganggu aja sich. Emm, soal kalah atau menang dengan ayam itu kurang fair , “ Tanti ngeles.
“ Loh heh.., napa??? Kamu kan pemalas jadi pasti kamu bakalan kalah cepat
bangunnya dibandingin ma ayam , ejek
Anya menasehati .
“ Yoa… , kalau saja tadi malam tak ada Guntur sialan itu, aku pasti bakal
bangun lebih awal daripada ayam apa lagi kamu, “sangkal Tanti.
“ Ah…. Kamu ini paling ahli ngeles, “jawab Anya mengalah.
“Oh
iya , kamu tuh belum menjawab pertanyaanku tadi malam mengenai teriakan
misterius itu, “Tanya Tanti heran.
“
Oh… soal itu??? Sebaiknya kamu mandi dulu gih, nanti waktu istirahat sekolah
aku certain dech,” jawab Anya.
“ Beneran ??? Awas kalau bohong,”
desak Tanti.
“ Iya-iya sumpah terkewer-kewer aku akan certain semua sama kamu,” jelas
Anya.
Kemudian Tanti pun berangkat bersama Anya dengan perasaan campur aduk
antara heran dan kesal karena Anya belum juga member keterangan.
Pada
saat ulangan matematika berlangsung, Tanti masih tampak penasaran akan suara
jeritan seorang gadis tadi malam. Setiap detik ia berusaha mengawasi
gerak-gerik Anya yang duduk di pojok belakang yang terlihat santai seolah-olah
tidak terjadi apa-apa. Anya sebenarnya tahu kalau dari tadi Tanti terus
mengawasinya. Namun ia pura-pura tidak mengetahui hal itu.
“
Tanti…!!! Sedang apa kamu? Tengak-tengok kebelakang, mau nyontek ya kamu??”
bentak Pak Sartono, guru matematika yang terkenal buas.
“ Ya..,Pak!!! “Jawab Tanti reflek.
“ Oh… ternyata kamu mau menyontek temanmu ? “tanya Pak Sartono.
“ Ti-tidak , Pak. Bukan itu maksud saya,” jawab Tanti membela diri.
“
Lantas, apa yang kamu lakukan pakai acara menengok ke belakang ?” Tanya Pak
Sartono.
“
An..anu Pak anu…, “ Jawab Tanti gelagapan.
Sejenak
Tanti terdiam melongo seperti sapi ompong, entah sedang memikirkan jawaban dari
pertanyaan dari gurunya tercinta itu atau sibuk memikirkan hukuman apa yang
akan ia dapat dari gurunya itu.
Dengan
muka sanggarnya, Pak Sartono kemudian beranjak dari bangkunya menuju kearah
Tanti. Jantung Tanti pun berdetak lebih kencang seperti gendering yang mau
perang. Ditambah dengan setiap langkah kakinya yang membuatnya semakin
merinding. Kemudian tanpa basa-basi Pak Sartono menyuruh Tanti keluar dari jam
pelajarannya.
“ Teng..teng.., suara bel istirahat berbunyi. Dengan segera Anya berlari
meninggalkan kelas untuk mencari keberadaan sahabatnya itu. Pelan-pelan ia
mendekati Tanti yang sedang duduk sendiri di kantin siswa.
“ Apa yang sedang kamu lakukan?” tanya Anya.
” Em begini, aku masih penasaran sama jeritan misterius tadi malam sehingga
aku mengawasimu terus dari tadi,” jawab Tanti terus terang.
” Astaga, sampai segitunya kamu nih?” jawab Anya. Yah, sekarang akan aku
ceritakan. Yang semalam menjerit, dia adalah Santi tetangga sebelah. Ia berumur
5 tahun lebih tua dari kita.Dulu ia anak yang periang, ramah dan suka bergaul.
Namun semenjak kejadian 2 tahun yang lalu ia menjadi berubah 180 derajat dari
kebiasaan sebelumnya. Ia menjadi anak yang pemurung, suka menyendiri, dan aneh.
” Kejadian 2 tahun yang lalu? Sela Tanti heran.
” Ceritanya pasa waktu itu sedang tenar-tenarnya seorang bintang muda,
kalau tidak salah namanya ” Rain Wibowo”. Ia membuat para ladies klepek-klepek
tidak berdaya dibuatnya. Kebetulan pada waktu itu Santi sangat ngefans banget
sama doi. Sampai-sampai Santi tidak mau ketinggalan beritanya. Em, semua yang
berkaitan dengan doi membuat Santi selalu ingin memilikinya juga,” terang Anya.
” Ooh..,yaa! Sampai segitunya dia ngelakuin itu semua. Kaya kurang kerjaan
saja,”jawab Tanti.
” Kalau menurutmu sich aneh, bin norak malahan. Tapi bagi Santi, melakukan
itu semua adalah hal yang membuatnya senang, ”tambah Anya.
” Tapi itu kan membuang-buang waktu, tenaga, dan uang saja, ”sangkal Tanti.
” Lantas apa hubungannya dengan teriakan itu? ”tanya Tanti penasaran.
” Kejadian itu diawali dari suatu malam dimana datang sebuah berita buruk,
”jawab Anya membuat penasaran.
” Hah... Kabar buruk? Seburuk apa ? sela Tanti.
” Kabar buruk tersebut terdengar tepat tanggal 13 Mei 2001 lalu, mengenai
kematian ” Rain Wibowo ” yang bersindikat pembunuhan misterius yang ditemukan
di daerah trowongan ”Salah langkah”. Jasadnya terlentang tak berdaya dengan
ditemukannya luka tembak di bagian pelipis kepalanya. Kejadian itu tepat pukul tengah malam yang
disertai dengan turunnya hujan dengan suara guntur yang mengelegar. Pihak
Polisi menyatakan bahwa kejadian itu merupakan modus perampokan. Tersangka
kasus telah berhasil menghilangkan jejaknya. Kenyataannya, sampai saat ini
belum juga ada pihak aparat yang berhasil mengupas tuntas kasus itu, ”terang
Anya.
” Kasihan cowok itu, mati dengan misterius dan kasusnya belum juga terkuak.
Terus bagaimana respon Santi dan fans-fansnya yang lain? ”tanya Tanti dengan
muka serius.
” Ya harus bagaimana lagi? Takdir hanya mempertemukan mereka sampai hari itu.
Mereka semua pastinya ikut sedih dan simpati atas
kejadian itu. Namun sikap Santi menjadi berubah aneh setelah mendengar berita
kematian itu, ”jawab Anya.
” Ha.. mengapa harus begitu. Kan sangat disayangkan? Apa itu adalah
salah satu dari akibat mempunyai
perasaan yang terlalu suka pada seseorang? Ea bahasa gaulnya ” Fanatik ”, ”respon Tanti.
” Weh-weh, sok gaul lu! Em ya bisa saja. Karena keadaan Santi yang begitu,
keluarganya merasa sedih yang akhir-akhir ini Santi setiap malam turun hujan
disertai guntur , ia pasti bakalan teriak sekencang-kencangnya seperti orang
yang sedang depresi berat, ”terang Anya.
” Tapi ngeri juga kalau setiap begitu. Bikin jantung copot saja, ”respon Tanti.
” Sekarang kamu sudah tahu kan seluk-beluk alkisahnya? Ayo! Bel sekolah
sudah memanggil, sekarang kita masuk kelas, ” ajak Anya.
Ditengah- tengah pelajaran, Tanti merenungkan sejenak cerita dari Anya tadi
sehingga semua penjelasan dari Bu Guru hanya numpang lewat saja.
Keesokan harinya, terdengar berita bahwa poster ” Slam Dunk Go ” yang
sangat diinginkan mereka berdua telah terbit. Poster yang ada 3 orang pria
sedang berebut bola itu sangat di sukai mereka berdua. Mereka merelakan antre
hanya untuk mendapatkan poster itu.
(” Aduh, ini kan yang aku inginkan, ”kata Tanti dalam hati.)
”
A..ha poster kesukaanku. Don’t miss it, “ gumam Anya.
Secara
bersamaan kedua tangan mereka pun mencoba meraih poster tersebut yang kebetulan
hanya tinggal satu.
“ Loh.. mau apa kamu? “tanya Tanti.
” Kamu juga mau ngapain? Lepasin
tanganmu dari posterku ini, ”balas Anya.
Mereka berdua tidak mau mengalah satu dengan yang lain. Poster itu seolah
seperti barang yang berharga yang harus dipertahankan. Akhirnya mereka berdua
berebut ingin memilikinya hingga poster tersebut terbelah menjadi 2 bagian.
Maklumlah kalau soal fans, mereka tidak bakalan mau mengalah.
Melihat poster kesukaannya itu rusak, wajah mereka memerah seakan-akan
ingin meletus.
”Aduh, gimana sih?? Posternya kan jadi sobek. Tuh liat! ”respon Anya.
” Loh kok,terus nyalahin aku ? kamu tuh yang gak mau mengalah, ”jawab
Tanti.
” Lantas bagaimana ? Nih ambil! Posternya buat kamu saja, ” kata Anya
sambil berlalu meninggalkan Tanti sendirian dengan poster rusakitu.
Melihat Anya pergi begitu saja, Tanti terus daja mengomel-ngomel meminta
ganti rugi. Tetapi itu hanya percuma saja karena tidak sedikit pun Anya
menengok kebelakang.
Akhirnya, Tanti hanya meletakkan poster itu begitu saja tanpa membayarnya.
Sambil memasang wajah kesalnya, ia terus pulang ke rumah.
Keesokan harinya, Tanti berangkat ke sekolah dengan perasaan kesal. Itu
terbukti dilihat dari caranya berjalan yang melenggang seperti orang habis
sunatan tanpa ada senyuman. Yang ada di hatinya hanya rasa kesal dan kesal
serta berharap tidak bertemu lagi dengan Anya hari ini dan seterusnya.
Hari itu Anya sedang duduk dikelas sendiri, tiba-tiba Tanti datang dengan
tanpa ada kata sapaan yang seperti biasanya ia lontarkan.
” BrooOOKE...!!! Tanti meletakkan tas slempangannya ke meja.
” Eh ayam...ayam! sesuai dengan kebiasaannya Anya reflek mengeluarkan suara
latahnya.
Tanti pun tidak segan-segan untuk untuk membuang mukanya. Begitu juga
dengan sebaliknya. Mereka ibarat menjadi air dan minyak yang sulit untuk di
satukan.
” Kayaknya Tanti marah banget nih. Em, tapi itu juga bukan salahku juga.
Emangnya gue pikirin, ” Anya mengeluarkan yel-yelnya.
Semenjak kejadian itu, mereka menjadi hampir tidak pernah tegur sapa di
saat kali mereka bertemu. Mereka selalu saja membuang muka dan pura-pura tidak
mengakui kehadiran masing-masing.
Melihat hal itu, teman-teman sekelasnya merasa heran bin aneh melihat dua
kawannya yang selalu lengket tiba-tiba tidak akur. Diantara teman-temannya, ada
anak laki-laki, sebut saja Samuel yang begitu simpati terhadap kejadian yang
menimpa dua kawannya itu. Samuel yang telah lama berteman dengan mereka berdua,
hampir tidak percaya mereka marahan sampai segitunya.
Waktu istirahat, Samuel kebetulan melihat Anya sedang duduk sendiriasyik
melahap sebutir bakso. Kemudian tanpa berpikir panjang, ia pun menghampirinya.
” Hai... , Any? Apa kabar ? ”sapa Samuel dengan begitu ramah.
” Hai juga. Kabarku baik-baik saja, seperti yang kau lihat sekarang ini.
Tumben kamu kekantin? Biasanya kamu selalu bawa bekal dari rumah kan ? ”tanya
Anya balik.
” Loh, kok kamu gitu sih, Any? Kalau dilihat dari sinar wajahmu, kamu
sedang ada masalah ya? Cara bicaramu juga agak sewot, ” tanya Samuel mencari
informasi.
” Sok tahu kamu! ”jawab Anya dengan nada keras.
” Wah, santai donk! Jangan marah begitu. Aku kan hanya tanya, toh kamu
kalau tidak mau jawab juga tidak apa-apa, respon Samuel mendinginkan suasana.
” Emangnya ada apa antara kamu dengan Tanti? ” tanya Samuel memulai.
” Itu bukan urusanmu, ngapain nanya? ”jawab Anya sambil berjalan
meninggalkan Samuel sendiri.
Melihat respon dari Anya yang begitu dingin, membuat Samuel semakin
penasaran.
Hari berikutnya, saatnya untuk membuka album baru. Namun perasaan Anya ke
Tanti masih sama seperti yang sebelumnya, begitu juga Tanti. Pagi itu Tanti
tidak mendengar Anya yang selalu mengumbar suara latahnya yang dapat mengocok
perutnya. Ia sebenarny merasa kangen, tapi tidakmenghiraukannya mengingat
kejadian beberapa hari lalu yang membuat ia kesal.
Hari itu, Samuel pun meneruskan misinya untuk mencari tahu sebab dua
sohipnya bisa bertengkar. Ia menghampiri Tanti yang sedang duduk sendiri di
depan kelas.
” Hai, selamat pagi Tanti! Hari ini kamu cantik bener kayak bidadari yang
lagi turun dari angkot saja, ”kata Samuel mengawali pambicaraan.
” Aduh, ada angin apa koktumben pakai acara muji-muji? ” jawab Tanti.
” Masa’ hanya memuji dikit tidak boleh ? jawab Samuel balik.
” Pasti kamu ada maunya kan ? ”tebak Tanti.
” Em boleh tahu nggak? Mengapa kamu sama Anya akhir-akhir ini sering
terlihat tidak kompak? ” tanya Samuel terus terang.
” Emang kenapa? Bahas yang lain saja, jawab Tanti.
” Loh inget aku juga kan teman kalian jadi sudah sepantasnya aku tahu. Kamu
terus terang saja sama aku, ”bujuk Samuel.
” Ya , sebenarnya kami memang akhir-akhir ini tidak akur. Hal itu
dikarenakan kejadian beberapa hari yang lal. Waktu itu kami pergi ke sebuah
toko untuk membeli poster ” Slan Dunk Go ” yang lama kami tunggu-tunggu. Ketika
aku sedang asyik memilih-milih, tangan Anya tiba-tiba merebut poster yang telah
aku pilih. Kemudian kamipun tidak mau mengalah dan akhirnya poster itu terbelah
menjadi dua dan itu membuat kami seperti ini, ”terang Tanti.
” Oh.. begitu ceritanya. Tapi seharusnya tidak sampai segitunya kan? Kayak
anak kecil umur 5 tahun saja. Mendingan kamu minta maaf duluan supaya kejadian
ini dapat berakhir segera, ” saran Samuel.
” Tapi , mengapa harus aku duluan yang meminta maaf? ”jawab Tanti cemberut.
” Ayolah, jangan keras kepala begitu. Kalian berdua kan sahabat mustinya
selalu bersama bukan saling jotakan tidak jelas seperti ini. Meminta maaf
duluan bukan berarti dia kalah, melainkan ia adalah pemenangnya, ”jelas Samuel
panjang lebar.
Ajakan Samuel pun tidak Tanti hiraukan, Tanti terus saja melangkahkan
kakinya meninggalkan Samuel yang terus memanggil-manggil namanya.
Setelah beberapa hari kemudian, terdengar berita . Samuel mendapat kabar
itu, setelah ia mendapat telephon dari Ibunda Anya. Ibunda Anya mengabarkan
bahwa saat ini Anya sedang dirawat di RSUD Mataram. Beliau mengatakan bahwa
Anya menderita penyakit kanker. Mendengar hal itu, Samuel kaget seakan tidak
percaya. Tampak nada sedih terdengar di setiap kalimat yang dilantunkan
ketelinga Samuel.
Keesokan harinya, tampak bangku depan yang sering diduduki Anya kosong,
membuat Tanti heran. Tanti merasa gengsi jika mau bertanya dengan teman lain.
Waktu istirahat pun tiba, Samuel beranjak menghampiri Tanti yang sedang
duduk melamun sikantin membiarkan lalat menghinggapi mangkuknya.
” Hey, Tanti! Kenapa melamun saja? Pasti lagi mikirin Anya ya? ”tebak
Samuel.
” Idih , sok tahu aja kamu, ” jawab Tanti berlagak.
” Sebenarnya ada kabar buruk tentang Anya. Kamu tahu kenapa Anya hari ini
tidak masuk? ”tanya Samuel.
” Emang ada apa dengan Anya? ”desak Tanti berbalik tanya.
” Kemarin ibunda Anya mengabari bahwa Anya mengidap pnyakit kanker dan
sekarang dirawat di RSUD Mataram, ” jelas Samuel.
Mendengar pnjelasan dari Samuel, Tanti tak tanggung-tanggung meneteskan air
matanya. Ia merasa sedih dan menyesal tidak berlapang hati untuk meminta maaf
duluan kepada Anya.
” Em bagaimana kalau sepulang sekolah kita menjenguk Anya ke rumah sakit?
”ajak Samuel.
” He’em, itu ide yang bagus, ”jawab Tanti sambil menghapus air matanya.
Bel berakhirnya pelajaran hari ini pun berbunyi, sesuai janji mereka
kemudian pergi ke RSUD tempat Anya dirawat.
Terlihat banyak lorong gelap yang bercabang di rumah sakit itu. Mereka
mengambil jalan dari salah satu lorong itu menujuke kamar Flamboyan A, tempat
Anya dirawat.
Ruang Flamboyan A pun tampaksisepan mereka. Disana terlihat seorang wanita
paruh baya yang sedang termenung duduk didepan pintu. Dengan wajah yang sabar
dan seakan menahan kesedihannya, beliau menengok kearah kami dan kami
disapanya. Kami pun menghampirinya dan menyambut tangannya yang terasa begitu
hangat. Ternyata beliau ibu dari sahabatku, Anya. Kami pun berbincang-bincang sebentar
seputar Anya. Kami pun mengetahui bahwa Anya telah mengidap kanker stadium
akhir. Pihak keluarga terlambat mengetahui, hal itu dikarenakan sifat Anya yang
tertutup. Tanti dan Samuel terus memberikan motivasi agar sabar menghadapi
segala cobaan dari Allah SWT.
Kemudian mereka masuk untuk melihat
keadaan Anya yang sedang terbaring lemas merasakan penyakit kankernya yang
terus saja mengerogoti umurnya. Melihat keadaan Anya yang seperti itu, Tanti
berlari menghampiri Anya yang begitu lema. Sambil memeluk erat tubuh Anya, air
mata pun tidak bisa tertahan keluar. Suasana sedih pun menyelimuti ruangan itu.
Lontaran kata maaf pun terdengar dari bibir Tanti.
” Maafkan aku ,Any. Maaf,maaf aku yang bersalah, ”kata Tanti sambil menahan
air matanya.
” Ya, sudahlah aku juga minta maaf. Kamu tidak bersalah, ”respon Anya
dengan senyuman menahan rasa sakitnya.
”Saat itulah tali persahabatan mereka kembali. Semasa Anya dirawat, Tanti
dan Samuel sering berkunjung sekedar untuk memberi semangat Anya.
Beberapa bulan kemudian , Anya belum juga terlihat membai. Tanti dan Samuel
turut kuatir dan ikut merasakan apa yang telah sahabatnya rasakan.
Pukul tepat tengah malam , tiba-tiba denyut jantung Anya melemah. Dokter
mengatakan bahwa hanya keajaiban yang dapat membantu Anya melewati masa
kritisnya. Lantunan doa pun mereka semua panjatkan untuk kesembuhan Anya.
Beberapa harikmudian, keadaan Anya berubah menjadi membaik drastis. Operasi
yang Anya jalani pun berhasil. Tanpa berpikir panjang, sujud syukur mereka
lakukan. Semakin hari, keadaan Anya berlangsung membaik. Tanti dan kawan-kawan
sebagai temannya pun ikut merasa gembira. Tanti berjanji akan terus menjaga
keutuhan persahabatannya dengan Anya sampai akhir nanti. Tidak ada yang dapat
memisahkan mereka berdua selain kehendak Tuhan.
ANALISIS CERPEN
Unsur Intrinsik
- Tema
Cerpen diatas bertemakan
Persahabatan, yakni sifat kebersamaan dan kedekatan yang ditunjukkan oleh kedua
insan yang sedang mencari jati diri.
- Amanat
Amanat yang terurai dari cerpan
diatas adalah segala sesuatu yang baik adalah berusaha mempertahankan suatu
persahabatan , keegoisan akan membuat kita rugi dan janganlah mengidolakan
sesuatu terlalu dalam karena itu akan menghancurkanmu.
- Latar
Latar tempat cerpen diatas
adalah :
- Rumah Anya
Buktinya: malam itu Tantimenginap di rumah sahabatnya, Anya.
- Sekolah
Buktinya: Pada saat ulangan matematika Tanti masih tampak penasaran akan
suara jeritan tadi malam.
- Rumah Sakit
Buktinya: Terlihat banyak lorong gelap yang bercabang di Rumah Sakit itu.
- Penokohan
- Tanti
Karakter: Penakut, cerewet, baik hati , keras kepala, suka
lenyelidikisesuatu, dan rasa ingin tahunya besar.
- Anya
Karakternya: Tenang, keras kepala, baik hati, suka membuat orang penasaran,
dan kocak.
- Santi
Karakter: Pemurung, suka menyendiri, dan misterius.
- Samuel
Karakter: Baik hati, penyabar, panyang menyerah, perduli.
- Ibunda Abya
Karakter: Sabar, tabah, dan ramah.
- Sudut pandang
Cerpen diatas menggunakan sudut
pandang orang ketiga karena menggunakan tokoh ia, dia atau memakai nama orang
dan pengarang tidak memegang peran melainkan pengarang berdiri sendiri.
- Plot / Alur
Alur yang digunakan dalam cerpen
tersebut adalah Alur mundur, karena jalinan peristiwa dalam cerpen tersebut
mengisahkan peristiwa masa lalu.
Unsur
Ekstrinsik
Biografi Penulis