Sabtu, 04 Agustus 2012

Seni Berdoa


Doa adalah kata-kata yang baik. Ketika kita mengucapkannya, sesungguhnya, kita telah melepaskannya dari mulut kita agar ia bejalan menuju langit. Jika kita memiliki wacana penyangga yang kuat, ia akan segera melampaui cakrawala, menembus angkasa, dan mencapai langit. Adapun wacana penyangga itu adalah amal sholih. Sebagaimana Firman Allah SWT berikut ini:
"Barang siapa menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shalih dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras, rencana jahat mereka akan hancur." (QS. Fathir:10)
Itulah sebabnya, Rasulullah menganjurkan kita beramal sebelum berdoa. Misalnya bershodaqoh dan melakukan kebaikan-kebaikan lainnya. 
Seni Berdoa, yaitu:
  1. Kata dalam doa adalah surat dari sang jiwa kepada Rabbnya. Maka, jika engkau ingin surat itu sampai kepadaNya., tulislah ia saat jiwamu benar-benar sedang bersujud kepadaNya. Rasulullah menganjurkan kita bersuci sebelum berdoa dan menghadap kiblat saat berdoa, akhirnya beliau juga menganjurkan mengangkat kedua tangan kita saat berdoa. 
  2. Hal tersebut disebabkan jiwa yang bersujud itu haruslah suci, sehingga raga yang menyertainya sebaiknya suci pula. Walaupun ilmu Allah ada disegenap penjuru alam. Dia jugalah yang menetapkan Ka'bah sebagai kiblat kaum muslimin. Adapun mengangkat kedua tangan merupakan ekspresi paling sempurna dari permohonan dan rasa butuh. 
  3. Rangkailah kata-katamu dalam doa dengan susunan yang baik, sopan, dan indah. Karena engkau sedang meminta maka mulailah permohonan itu dengan pujian-pujian yang baik kepada siapa engkau memohon. Lalu haturkanlah shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW. Karena "Itu akan dibalas dengan sepuluh sholawat dari Allah SWT." (HR. Muslim). Juga karena,"Rasulullah SAW, pernah mendengar seorang laki-laki berdoa tanpa memuji Allah dan menghaturkan shalawat baginya. Maka, Beliaupun mengatakan,'Orang itu terlalu tergesa-gesa''' (HR Abu Daud dan Tirmidzi)
  4. Setelah itu, bertobatlah dan mohon ampunlah (istigfar) atas dosa-dosa yang telah kau lakukan; karena dosa-dosa itu telah kau lakukan;karena dosa-dosa itu akan menjadi hijab yang menghalangi doa sampai kelangit. Hanya tobat dan istighfar itulah yang akan mengangkat hijab itu. 
  5. Panggilah Allah dengan nama yang maknanya sesuai denganmakna permohonanmu, karena Rasulullah SAW pernah mendengar seorang laki-laki berdoa dengan mengucapkan, Ya Allah, sesunguhnya, aku memohon kepadaMu dengan kesaksianku bahwa Engkau adalah Allah, tiada Tuhan selain Engkau, Yang Maha Esa, Tempat Bergantung, Yang tidak beranak dan tidak diperanakkan, Yang tidak ada sekutu bagiNya. Maka, Rasulullah SAW pun Bersabda ,sungguh ,ia telah memohon kepada Allah dengan sebuah nama yang jika Dia di minta dengan nama itu , Dia pasti memberi, dan yang jika Dia dipanggil dengan nama itu, Dia pasti menjawab." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, dan Ibnu Hibban)
  6. Tutuplah doa itu dengan penuh keyakinan akan terkabul, sambil menghaturkan pujian-pujian kepada Allah SWT. "Doa mereka didalamnya ialah, Subhanakallahumma', dan salam penghormatan mereka ialah, 'Salam.'Dan penutup doa mereka ialah ,'Alhamdulillahi Robbil'Aalamin."(QS. Yunus:10)
Memilih  waktu, tempat, dan Moentum yang tepat
Diantara ajaran Rasulullah SAW tentang doa adalah perlunya memperhatikan waktu, tempat,dan momentum tertentu, dimana Allah SWT berkenan menerima dan memngabulkan oa hamba-hambaNya dan tidak menolaknya. 
Adapun Waktu-waktu itu adalah:
  1. Sepertiga terakhir dari waktu malam
  2. Ketika adzan sedang berkumandang 
  3. Antara adzan dan iqomat
  4. Setelah sholat wajib lima waktu 
  5. Ketika imam naik ke mimbar di waktu sholat Jum'at sampai selesai sholat
  6. Saat-saat terakhir setelah ashar di hari Jum'at
Adapun Tempat2x tertentu itu adalah:
  1. Ketika melihat Ka'bah 
  2. Ketika melihat masjid Rasulullah SAW
  3. Ketika melakukan thawaf di Baitullah
  4. Ketika berada di Multazam
  5. Ketika berada di belakang Maqom Ibrahim
  6. Ketika berada di sisi sumur zam-zam
  7. Ketika berada di atas bukit Shafa dan Marwah
  8. Ketika  berada di Arafah, Muzdhalifah, dan Mina 
  9. Ketika berada di sisi Jamarat (tempatmelontarkan Jumrah) yang Ula dan Wustha 
  10. Ketika berada di Masjid
Adapun momentum yang tepat itu adalah:
  1. Ketika  turun Hujan 
  2. Ketika sujud dalam sholat
  3. Ketika sedang terdzalimi
  4. Ketika berada dalam perjalanan 
  5. Ketika hendak berbuka puasa
Semoga bermanfaat ^_^ 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar